System Air Bag atau SRS (Supplementary Restraint System)

Air Bag, adalah perangkat keamanan yang terdiri dari sebuah tas kain besar yang berisi udara dan memberikan perlindungan bagi kepala dan tubuh bagian atas pengemudi selama tabrakan. Bagaimana cara kerja daripada airbag?
Dalam tabrakan dari depan (head-on collision), biasanya pengemudi dan penumpang akan terlempar ke depan di dalam kendaraan. Ketika airbag diaktifkan, airbag langsung mengembang dan menciptakan penghalang yang melawan atau meredam gerakan maju dari pengemudi atau penumpang depan.
Kantong udara tersebut dirancang untuk mencegah pengemudi atau penumpang depan menabrak kaca depan atau dashboard kendaraan, sehingga mengurangi cedera mereka. Airbag juga dikenal sebagai sistem pengendalian tambahan (SRS, supplemental restrain system), atau pembatasan tambahan karet (SIR, supplemental inflatable restrain).

Sesuai dengan namanya, SRS atau Air Bag diciptakan sebagai alat tambahan dari perlindungan yang sudah ada pada sabuk pengaman di saat kecelakaan walaupun ini bukanlah satu-satunya sistem pelindung kecelakaan.

Anda harus selalu menggunakan sabuk pengaman baik ada maupun tidaknya SRS di kendaraan anda.
SRS terdiri dari satu ataupun lebih satu kantung pelindung yang bisa dipompa yang berfungsi untuk melindungi kepala dan rongga tubuh atas dari penumpang pada saat terjadinya benturan arah depan.
Standar penempatan dari SRS adalah di tengah stir mobil. Secara berkelanjutan, SRS juga dilengkapi untuk penumpang kursi depan dan juga di bagian atas dashboard.
Di saat benturan arah depan yang keras yang dapat membuat penumpang terpental keluar dari kendaraan karena kurang kuatnya sabuk pengaman. Kantung udara dapat meresap dan memperlambat benturan depan terhadap kepala dan mengurangi cedera terhadap rongga tubuh.
Tindakan pengamanan yang perlu dicermati pada saat menggunakan kendaraan yang dilengkapi dengan kantung udara.
Selalu tentukan jarak duduk maksimal yang nyaman antara stir mobil anda atau dashboard.
Selalu hindarkan mendudukkan kursi bayi di bangku penumpang depan walaupun kursi dimundurkan jauh ke belakang.
Direkomendasikan untuk meletakkan kursi duduk bayi di bangku penumpang belakang.
Jika menggunakan kursi duduk bayi yang menghadap ke depan, pastikan kursi penumpang depan dimundurkan jauh ke belakang.

Kantong udara (airbag) dirancang untuk bekerja bersama dengan sabuk pengaman. Namun, kantung udara sendiri dapat memberikan perlindungan bagi kendaraan penghuni yang tidak mengenakan sabuk pengaman.

Pada tahun 2002 lebih dari 60 persen dari semua kendaraan di Amerika Serikat telah dilengkapi dengan kantong udara untuk pengemudi. Administrasi Keselamatan dan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA, National Highway Traffic and Safety Administration) memperkirakan bahwa pada tahun 2002, airbag telah menyelamatkan nyawa lebih dari 9.000 orang di Amerika Serikat.
Cara kerja airbag
Airbag ini akan mengembang selama tabrakan frontal untuk mencegah sopir menabrak kemudi atau dashboard. Sebuah airbag untuk penumpang disimpan di dalam panel instrumen atau dashboard. Kantung ini mengembang selama tabrakan frontal untuk mencegah kepala penumpang depan memukul kaca depan/dashboard.
Kantong udara penumpang lebih besar daripada airbag pengemudi dan memiliki bentuk yang berbeda.
Beberapa kendaraan juga memiliki airbag samping di dalam pintu, arm rest, kursi depan, atau tempat duduk belakang. airbag samping akan mengembang saat terjadi tabrakan di samping.
Airbag yang disimpan dari atas jendela.
Sebuah desain yang terbaru adalah Head restrain system yang mengembangkan kantung udara dari atas jendela samping untuk perlindungan tambahan dalam benturan samping.
Namun, semua Airbag tampaknya tidak dirancang untuk menggelembung atau untuk melindungi penumpang dalam benturan belakang atau rollovers.
Kondisi yang memicu menggelembungnya Airbag
Mobil yang dilengkapi airbag, berarti memiliki sensor “MEMS accelerometer” yang merupakan IC(integrated circuit) kecil. Sensor ini bekerja dengan mendeteksi rapid-deceleration (perlambatan yang terlalu cepat, CMIIW), yang kemudian memerintahkan sistem untuk menggelembungkan airbag.

Tidak seperti tabrakan pada dinding penghalang, tabrakan sebenarnya biasanya terjadi pada sudut2 selain bagian depan mobil (full-front), dan gaya dari tabrakan biasanya tidak disebarkan keseluruh bagian depan mobil dimana sensor itu berada.
Akibatnya, kecepatan relatif antara mobil yang menabrak dan yang ditabrak yang dibutuhkan untuk menggelembungkan airbag dalam tabrakan sebenarnya bisa lebih tinggi dari persamaan tabrakan dinding. Karena sensors airbag mengukur deceleration, kecepatan mobil dan kerusakan bukanlah indikator yang bagus untuk kapan airbag harusnya menggelembung.
Airbag bisa menggelembung saat mobil dengan keadaan under-carriage (beban kurang, penumpang ngga ada) menabrak objek rendah yang menonjol diatas jalan yang bisa menyebabkan perlambatan.
Proses Penggelembungan Airbag (inflating)
Saat airbag akan menggelembung, sebuah sinyal dikirim ke unit inflator dalam airbag control unit. Sebuah igniter atau penyulut, menyulut sebuah reaksi kimia yang sangat cepat dan menghasilkan gas nitrogen (N2) untuk mengisi airbag dan membuatnya menggelembung menerobos cover dari modul airbag.
proses-penggelembungan-air-bag-mobil
Beberapa teknologi airbag menggunakan nitrogen terkompresi atau gas argon dengan sebuah pyrotechnic operated valve (“hybrid gas generator”). Ada juga yang memakai sodium azide (NaN3) yang sangat beracun (sangat biasa pada desain inflator lawas), tapi sudah tidak digunakan lagi sejak 90-an dalam pengembangan yang menjurus ke effisiensi, lebih murah and dan kurang beracun.
Proses pengempesan Airbag (deflating)
Reaksi kimia menghasilkan ledakan nitrogen disengaja untuk mengembangkan airbag. Setelah airbag terkembang, deflasi dimulai segera saat gas keluar melalui lubang dalam kain (atau, seperti yang kadang-kadang disebut, pori2 kain) dan mendingin. Pengembangan sering disertai dengan pelepasan partikel seperti debu dan gas dari dalam interior kendaraan (disebut efluen).


1 comments:

Post a Comment

Copyright © Sistem Mesin by med's